Kamis, 23 Agustus 2012

Nasihat Rasulullah SAW bagi kaum wanita

Nasihat Rasulullah SAW bagi kaum wanita

Risalah Wanita

“Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
Surga dan neraka, adalah tempat yang Allah janjikan bagi setiap manusia…sebaik-baiknya tempat kembali adalah surga, dan seburuk-buruknya tempat kembali adalah neraka…
Wahai kaum wanita…,
bukankah Allah telah memuliakan kalian…?  Bukankah Allah telah memberikan dan mengangkat derajat kaum wanita …?  menurunkan surat yang isinya adalah kebanyakan adalah urusan yang membela kaum wanita.. petunjuk khusus bagi kaum wanita ..? melindungi hak kaum wanita, memberikan berbagai kemudahan bagi kaum wanita..
Wahai kaum wanita…
bukankah seharusnya kebanyakan dari kaum wanita yang telah Allah muliakan berada di surga..? bukankah seharusnya kaum wanita yang diangkat derajatnya, berada di surga..? bukankah seharusnya surat yang khusus Allah turunkan untuk kaum wanita mengantarkan dirinya untuk menikmati istana di surga…?
Wahai kaum wanita….renungkanlah sejenak....
Apakah kalian tidak menyadari bahwa seringkali kalian membalas nikmat yang Allah berikan dengan perbuatan dosa dan kemaksiatan..?  Pernahkah, kalian merenung sejenak,…merenungkan dosa dan kemaksiatan yang kalian lakukan, atau bahkan kalian tidak tahu bahwa apa kalian lakukan itu adalah perbuatan dosa…? Sudahkah kalian mempersiapkan jawaban ketika dihadapkan pada persidangan Allah….?
Wahai kaum wanita...,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, … agar kalian menjaga komitmen syahadat kalian kepada Allah, menjalankan sunnah-sunnah Rasul, menjaga shalat kalian, berpuasa di bulan romadhon, berzakat, bersedekah dengan harta yang Allah titipkan kepada kalian, dan berhaji jika kalian mampu…
Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, …agar kalian menjaga diri kalian, menutup aurat kalian, tidak memperlihatkan rambut kalian kepada kaum lelaki yang bukan muhrim.. tidak membiarkan diri kalian disentuh oleh lelaki yang bukan muhrim…menjaga pandangan kalian, tidak mengundang dan memberikan kesempatan pada kaum lelaki untuk maksiat kepada kalian…?
Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… agar kalian menjaga lisan kalian dari perkataan yang tidak bermanfaat, dari perkataan dusta, dan perkataan yang mengandung kekufuran atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian…
Wahai kaum wanita.....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… tetap taat kepada suami yang kalian pilih, senantiasa bersikap sabar, pengertian, lemah lembut dan penuh pengertian.. janganlah kalian meminta dari suami kalian dari sesuatu yang berada di luar kemampuannya,…jangan pula kalian tidak mensyukuri atas apa yang telah diberikan oleh suami kalian.. walaupun itu hanya sedikit… Ingatkanlah suami kalian untuk beribadah kepada Allah jika lupa, sertakanlah mereka dalam do’a kalian…
Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… bahwa kalian adalah wakil dan wali Allah..?, yang akan memberikan curahan kasih sayang pada anak yang Allah amanahkan kepada kalian…? Bimbinglah mereka untuk mengenal Allah dan Rasul-Nya, berikan kepada mereka suri tauladan yang baik melalui akhlaq seroang Ibu, kuatkanlah keimanan mereka, berikanlah mereka makanan yang halal walaupun itu sederhana, berkatalah yang lemah lembut kepada mereka.. bersabarlah dalam menghadapi mereka…jadilah sahabat bagi mereka, do’akan mereka agar Allah selalu memudahkan urusan mereka…
Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, … bahwa hidup di dunia hanyalah sementara…bahwa kehidupan sesungguhnya adalah surga yang abadi… dan balasan terbaik adalah balasan dari Allah.. maka jagalah diri kalian dari perbuatan dosa dan maksiat, penuhilah janji kalian, jagalah kehormatan kalian, berpegang teguhlah pada agama Allah… lalui setiap cobaan dalam hidup ini dengan bersabar dan bersyukur, berikhtiar dan bertawakal kepada Allah… perbaikilah urusan agama kalian dengan mencari ilmu, bergaulah dengan orang-orang yang dapat mengantarkan kalian takut kepada Allah…
Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian…bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholeh.. maka, berniatlah untuk menjadi wanita sholehah dengan segenap kemampuan…agar mencapai kehidupan dengan penuh kebaikan..dan mengakhirinya dengan penuh kebaikan…
Wassalam. Salam.

Defenisi


 KEISLAMAN


Islam menurut bahasa, islam memiliki arti ; selamat, kedamaian, sentausa, sedangkan dalam istilah syar'i islam berserah diri, tunduk patuh, dengan kesadaraan yang tinggi tanpa paksaan. Sedangkan islam secara makna, maka akan menjadi sangat luas jika dikaitkan dengan beberapa arti di atas.

Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life) satu-satunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan akhirnya..yaitu kehidupan akhirat. Dalam konteks perjalanan, tujuan hanya dapat dicapai melalui jalan yang ditempuh. Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki cara dan aturan.

Akhirat adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia, cara yang terbaik adalah cara Rasulullah, dan aturan yang digunakan adalah berdasarkan Al Quran dan Sunnah, dan islam adalah bentuk dari gabungan antara aturan dan cara tersebut (Al Quran & Sunnah + Cara Rasulullah) yang membetuk jalan yang paling selamat untuk mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia.

Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam untuk mencapai tujuan, seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani kehidupanya. Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya sendiri) dan dalam konteks eksternal (dalam hubungan bermasyarakat). Islam adalah agama yang menyukai kedamaian, kecuali jika hak Allah, dan hak azai manusia dihina dan di dzholimi, maka Islam dalam ajarannya menganjurkan untuk melakukan tindakan yang proporsional dan sesuai dengan perlakuan tersebut.
Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada keselamatan dan kedamaian, ini juga merupakan arti dalam islam yang berkaitan dengan 2 makna  di atas. yang berkaitan dengan pelaksanaan islam secara internal (diri sendiri) maupun external (lingkungan, masyarakat, dll).

Makna berserah diri, adalah ketika seseorang menyerahkan seluruh jalan hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan aturan-aturan (syariat) dalam islam. Pendekatan untuk memahami hal ini bisa kita pahami melalui uraian singkat berikut.
Pada umumnya, manusia itu akan mengikuti seseorang yang ia anggap lebih dari dirinya, itu sebabnya, maka di dunia ini ada kegiatan belajar dan mengajar (murid dan guru). Orang yang lebih rendah ilmuya, pasti akan mengikuti seseorang yang lebih tinggi ilmunya. Kaidah ini adalah kaidah yang universal, berlaku bagi setiap manusia.

Marilah kita melihat hal ini dalam konteks ilmu pengetahuan.
Ketika ketinggian ilmu pengetahuan manusia telah mencapai satu titik yang paling tinggi dari ilmunya, maka pada titik puncaknya, manusia pasti akan menemukan kekuasaan dan keagungan Allah sebagai pemilik ilmu sesuai yang sesuai dengan sifat-Nya.

Contohnya seperti para pakar dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan pada abad ini telah mengungkapkan fakta dari kebenaran penelitian mereka, yang ternyata semuanya ada di dalam Al Quran yang disampaikan oleh Rasulullah +/- 14 abad yang lalu.

Sebuah contoh, dalam surat Al Alaq, Allah menyatakan menciptakan manusia dari Alaq. Alaq dalam Al Quran terjemahan DEPAG diartikan segumpal darah (dan ini juga tidak salah), tetapi jika mengambil arti Alaq dalam arti bahasa arab, maka ia berarti , sesuatu yang hidup dari sesuatu yang ditempelinya (seperti benalu, jamur, dll).
Dan jika kita lihat fakta ilmu embriologi (berdasarkan penelitian dengan peralatan dan kemajuan teknologi modern) di dunia saat ini mengatakan bahwa manusia itu pada awalnya berasal dari zygote, yaitu kumpulan sel-sel yang hidup dan berkembang yang untuk kehidupannya sel tersebut harus menempel pada dinding rahim. Jadi zygote memiliki sifat persis seperti jamur atau benalu yang tumbuh dari sesuatu yang di tempelinya, yaitu dinding rahim.

Di dalam Al Quran ia menggunakan kata ‘alaq, dan menurut ilmu pengetahuan modern saat ini, ia menggunakan kata zygote, yang keduanya memiliki arti dan makna pada satu kejadian dan fakta yang sama yaitu ; sesuatu yang hidup dari sesuatu yang ditempelinya, dan alam bentuknya secara sederhana ia terlihat seperti bentuk segumpal darah. Hasil akhir (ujung dari penelitian ilmiah) dari ilmu embriology menunjukan fakta bahwa apa mereka (para peneliti tersebut) temukan dan di akui oleh seluruh dunia, adalah sama dengan apa yang dinyatakan di alam Al Quran 14 abad yang lalu, padahal pada saat itu Rasulullah sama sekali belum memiliki perangkat atau teknologi modern seperti saat ini.

Ini adalah salah satu dari banyak sekali fakta yang telah ditemukan saat ini bahwa titik tertinggi dari ilmu pengetahuan modern yang mengatakan tentang kebenaran yang haq, sama dengan apa yang dinyatakan di dalam Al Quran, dan tentunya berbagai fakta yang sangat mendetail tersebut menepis anggapat bahwa hal itu hanyalah sebuah kebetulan saja, tetapi lebih kepada satu mukjizat Al Quran yang menambah keimanan seseorang bahwa ia bukanlah kata-kata buatan Muhammad, tetapi ia adalah firman Allah dan petunjuk bagi seluruh manusia.

Hal ini tentunya akan membuat orang yang berilmu akan merasa takjub (kagum)  terhadap Al Quran yang demikian akuratnya mengatakan kebenaran yang hakiki dari sebuah peristiwa. Tentunya, uraian diatas hanyalah satu fakta dari banyak sekali fakta yang menunjukkan mukjizat Al Quran dari kebenaran yang hakiki. Yang kemudian, fakta itu tidak hanya berada dalam ranah ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

Jika satu fakta atau sekian banyak fakta sudah benar adanya (dalam konteks kehidupan di dunia), dan hal itu adalah sebuah kebenaran yang hakiki yang tidak dapat terbantahkan oleh pikiran yang sehat, maka demikian pula dengan berita-berita tentang kejadian di masa yang akan datang (tentang hari kiamat, hari penghisaban, surga & neraka, dll), ia memiliki bobot kebenaran yang sama benarnya, sama nyatanya dengan apa yang dirasakan oleh manusia ketika hidup di dunia ini. Inilah juga termasuk yang disebutkan di dalam Al Quran, yaitu orang-orang yang beriman terhadap yang ghaib (sesuatu yang belum diketahui oleh manusia sampai waktu yang ditetapkan oleh Allah).

Ketika dia menyadari hal ini dengan kesadarannya, dengan menggunakan potesinya (pikiran dan akalnya), maka tidak ada alasan lain selain ia berserah diri, tunduk dan patuh terhadap seluruh aturan yang Allah berikan kepadanya melalui Al Quran dan contoh nyata dalam bentuk manusia yaitu Rasulullah saw.

Tidak ada paksaan sedikitpun bagi manusia untuk masuk kedalam islam, tetapi sudah jelas mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat, jalan yang selamat dan jalan yan celaka, sudah jelas siapa yang membutuhkan dan siapa yang dibutuhkan..dengan catatan, hal ini hanya berlaku bagi mereka yang mau mencari kebenaran yang hakiki.

Dengan pemahaman yang singkat ini, maka kita bisa melihat, di dalam Al Quran, semua Nabi memilih islam (jalan yang selamat) sebagai dien mereka untuk mencapai tujuan akhir dari kehidupan mereka, yaitu kehidupan akhirat. Dien sering di artikan dengan arti agama, tetapi dien memiliki makna yang lebih luas dari pada sekedar ritual saja, dien bisa kita maknai dengan ‘the way of life’ (cara seseorang menjalankan kehidupannya). Dan dien yang diridhoi di sisi Allah adalah ISLAM tidak ada dien yang diterima oleh Allah selain itu, sebagaimana firman-Nya;
"Barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidaklah akan diterima (agama itu)..." (Ali Imran: 85).

Risalah Wanita


 Risalah Wanita

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." (Muttafaq Alaihi dan Imam Lima).

Dan dalam sabdanya yang lain;
“Dunia adalah kesenangan sementara, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah wanita (istri) yang sholehah.”. (Muslim, an nasa’i)
Banyak sekali ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah yang mengajarkan kaum wanita,  agar mereka dapat menjadi wanita pilihan Allah, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Tentunya, dengan waktu yang singkat tidaklah mungkin kita hadirkan kajian ayat dan hadits yang sangat banyak sekali jumlahnya …, tetapi dengan sangat mudah kaum wanita dapat bercermin melalui ciri-ciri akhlaq mereka.. 

Beberapa ciri yang umum dari akhlaq wanita pilihan Allah adalah ;
Sebelum menikah, wanita sholehah akan selalu menjaga dirinya, ia tidak akan membuka satu hubungan khusus, kecuali jika ia mengetahui bahwa lelaki tersebut hendak meminang dirinya.  Aqidah islam, kepahaman dan akhlaq calon suami, merupakan modal dasar dari kriterianya. Wanita sholehah tidak akan memperlihatkan auratnya pada kaum pria yang dilarang oleh syariat , dirinya tidak akan pula membiarkan bagian tubuhnya disentuh, walau hanya berjabat tangan oleh lelaki yang bukan muhrimnya dan yang tidak memiliki kepentingan.

 Dalam proses perkenalan atau ta’aruf ia tidak akan membiarkan dirinya berdua-duaan dengan kaum pria. Menjawab salam, tidak berbicara kecuali hal yang mengarah pada kebaikan. Tidak menjatuhkan kehormatan dan martabatnya dengan memberikan peluang kepada kaum pria untuk mempermainkan dirinya. Tidak meminta harta maupun barang apapun selain kesungguhan calon suami untuk mempercepat proses akad nikah.

Dan..pada saat menikah dan setelahnya, ciri wanita sholehah tercermin dari akhlaq mereka ;
Menerima mahar sesuai dengan kesanggupan calon suaminya, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Wanita yang paling banyak berkahnya adalah mereka yang paling mudah maharnya”. (Ahmad dan Baihaqi).
Senantiasa taat dan melayani suami mereka selama perintah mereka tidak bertentangan dengan perintah agama. Mendahulukan kepentingan suami dari pada kepentingan dirinya. Dapat menjadi pendengar yang baik, lemah lembut dalam berbicara, menghibur, mendorong hati suami ketika dalam kesulitan dan kesedihan, memberikan ketenangan dalam rumah tangga, dan senantiasa memperhatikan penampilan, kebersihan, kecantikan dan menjaga kesehatan dirinya, dan istiqomah dalam beribadah...

Ketika suami tidak dirumah, dirinya tidak akan pernah memperbolehkan lelaki yang tidak dikenal atau lelaki yang tidak disukai oleh sang suami masuk ke dalam rumahnya. Menjaga harta suami adalah bagian dari tugas istri yang sholeh, mengatur harta rumah tangga dengan tidak berlebihan dan tidak juga kikir adalah hal yang dianjurkan dalam agama. Menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, menyediakan makanan yang sesuai dengan selera suami, memperhatikan seluruh kebutuhan suami, adalah bentuk pengabdian yang selalu bernilai pahala.

Sebesar apapun, ia senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan oleh suaminya, tidak banyak mengeluh, sabar dalam menerima keterbatasan suami, tidak meminta sesuatu yang lebih dari kemampuan suaminya, menghormati orang tua suami, memperlakukan mereka dengan sikap terbaik, pemaaf dan pengertian, adalah sifat yang senantias ditunjukkannya. 

Jika ia bekerja, maka ia akan menjaga dirinya dalam pergaulan, menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia, yang dapat mengantarkan dirinya dalam kemaksiatan. Memberikan sedekah kepada keluarga dari hasil pekerjaannya. Wanita sholeh adalah panutan dari anak-anaknya, mereka akan memberikan teladan yang terbaik bagi anak-anaknya, sabar dalam mendidik anak, tidak mengeluarkan perkataan yang tidak patut dicontoh oleh anak-anak…

Setidaknya, inilah ciri-ciri akhlaq wanita sholehah..tentunya, kesholehan itu tidak datang sendirinya, ia memerlukan proses…
Dan wanita sholehah tentunya akan memilih lelaki pilihan Allah, yang bersama-sama mengantarkan dirinya melalui proses tersebut.. agar mencapai keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat..

" Sejenak "


 Tak Pernah Bisa

Sejenak aku terpaku tak biasa
Menatapmu aku membisu yang ku rasa
Mungkinkah kini ada cinta
Yang melawan hatiku

Dahulu aku yang tak pernah bisa
Tak mungkin benar rasa di hatiku
Berdetak deras jantung tak menentu
Jika mungkin benar hatiku begitu
Masih kah ku ragu ragu

Saat waktu berlalu benarkah ini
Sungguh ku takut bila ku tertipu

Setengah mati

Mungkinkah kini ada cinta
Yang melawan hatiku

Dahulu aku yang tak pernah bisa


Cinta Dalam Islam

Tentang Cinta
Top of Form
Bottom of Form
Risalah Wanita
Cinta yang bersemayan dalam hati, merupakan hal yang banyak mengandung misteri…
Pembahasannya tidaklah pernah berakhir…sampai tidak ada lagi manusia yang memiliki hati tersisa di atas bumi ini…
Manusia diciptakan dengan potensi cinta terhadap sesuatu, dan potensi cinta yang dimiliki oleh setiap manusia tidak pernah dapat dibagi sama rata,
hati  akan selalu cenderung untuk lebih mencintai sesuatu dari pada yang lainnya.
Pendekatan yang dapat memudahkan kita dalam memahami hal ini bisa kita tanyakan pada hati seorang ibu yang memiliki 3 anak,
apakah sama perasaannya cintanya pada 3 anak yang dilahirkan melalui rahimnya sendiri ?.
Boleh jadi, ...
perhatian dan perlakuan tidaklah berbeda, tetapi, kecenderungan hati untuk lebih mencintai yang satu dengan lainnya, adalah merupakan satu fitrah yang tidak bisa di tolak...
Inilah potensi cinta Allah anugerahkan dalam setiap hati manusia, dan melalui potensi inilah lahir kekuatan cinta yang sangat dahsyat.
Dahsyatnya kekuatan cinta dapat membuat manusia melakukan sesuatu yang berada seakan-akan berada diluar kemampuannya,
Kekuatan cinta dapat mendorong manusia untuk menanggalkan dunia dan seisinya demi mendapatkan cintanya,
bahkan tidak sedikit kekuatan cinta mendorong manusia untuk tidak segan-segan menyerahkan jiwa dan raganya..demi cintanya
Ada kisah nyata yang mungkin pernah kita dengar, atau kita saksikan melalui film "Titanic"
Tentang percintaan terlarang dari seorang wanita keturunan bangsawan dan seorang pemuda tampan yang bukan bangsawan.
Mereka secara tidak sengaja bertemu dalam sebuah kapal besar yang sangat terkenal, yaitu kapal Titanic.
Kisah ini betul-betul memperlihatkan kepada kita, bagaimana kekuatan cinta sanggup mendorong seorang wanita untuk melepaskan kehidupan yang gemerlap, melepaskan status kebangsawanannya, dan melakukan apa saja demi pria yang dicintainya… Demikian pula sebaliknya dengan sang pria, bahkan demi cintanya terhadap sang wanita, ia rela mengorbankan jiwa dan raganya…
Itulah sedikit gambaran dari dahsyatnya kekuatan cinta, …
Tetapi, pada sisi yang lain kekuatan cinta, memang tidak selalu dirasakan indah oleh seseorang..
kekuatan ini dapat pula memberikan dorongan yang sangat berbahaya..,
patah hati,
putus cinta,
cinta yang bertepuk sebelah tangan,
dapat mendorong manusia masuk kedalam jurang keterpurukan yang dalam, kehilangan gairah hidup,
kehidupan yang kacau balau,
bahkan bisa berujung pada membunuh dirinya sendiri…
Jika demikian, maka bagaimanakah sebaiknya kita menggunakan potensi cinta ?… karena sesungguhnya ia merupakan kekuatan yang amat dahsyat, yang dapat membantu manusia mencapai kebahagiaan hidup, tetapi pada sisi yang lain, cinta dapat membunuh dirinya…
Tentunya, sebaik-baiknya petunjuk dalam menggunakan potensi cinta yang kita miliki, haruslah berasal dari sumber segala cinta, dan Pencipta dari rasa cinta itu sendiri.
Maka, Allah berfirman dalam Al Quran ;
(9:24) “Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.
Bagaimana kita memahami hal ini...?,
Dan dalam ayat diatas, Allah telah memperingatkan kita, agar kita bisa lebih mencintai Allah dari pada yang lain, lalu kita membagi sisanya dengan apa yang kita miliki.
Tentunya ada hikmah dibalik perintah Allah dalam menggunakan potensi cinta yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kekuatan cinta sangat berhubungan dengan kesedihan dan kegembiraan...
dan petunjuk mengenai kesedihan dan kegembiraan diterangkan sebagaimana ayat 23 dalam surat al Hadid ;
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput atau hilang dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu....",
Inilah sebaik-baiknya petunjuk yang Allah berikan kepada kita,
makna ayat ini mengajarkan kepada kita;
Agar kita jangan terlalu bersedih jika kita kehilangan sesuatu, karena dunia bukanlah tempat yang abadi,
Dan pada sisi yang lain, juga pula terlalu bergembira jika mendapatkan sesuatu, karena dunia bukanlah tempat yang abadi...
Sikap pertengahan...adalah sikap yang Allah ajarkan kepada kita melalui ayat ini.
Dalam konteks cinta, sikap pertengahan adalah dengan tidak terlalu mencintai apa yang ada di dunia ini, atau dengan kata lain, gunakanlah potensi cinta yang kita miliki untuk lebih mencintai Allah dari apapun yang ada di dunia ini sebagaimana yang diterangkan melalui ayat 24 dalam surat at taubah 9 :
Karena jika kita terlalu mencintai apa yang kita miliki, maka ketika apa yang kita cintai itu hilang, kegembiraan akan berganti dengan kesedihan yang sebanding dengan kecintaan kita terhadap apa yang hilang...
Ilustrasi untuk memahami hal ini bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari...
Mana yang lebih menyedihkan, kehilangan uang 100 rupiah atau 100 juta rupiah...?
Kebanyakan orang akan merasa lebih sedih jika ia kehilangan uang 100 juta rupiah, kenapa...?
Karena dirinya lebih bergembira ketika mendapatkan 100 juta dibandingkan dengan mendapatkan uang 100 rupiah ...
Jika saja perasaannya sama ketika mendapatkan uang 100 rupiah dengan 100 juta rupiah...maka ketika ia kehilangan uang 100 juta rupiah...kesedihannya tidak melebihi dari ia kehilangan uang 100 rupiah..
Demikian pula dengan cinta....
ketika seseorang sangat mencintai orang lain, maka ketika ia kehilangan orang yang dicintainya, kesedihannya akan sebanding dengan kecintaannya...
Dan kekuatan cinta yang tidak sampai pada tempatnya inilah yang membuat kebanyakan manusia frustasi, putus asa, dan berbagai hal negatif lainnya...
Dan Allah tidak menginginkan hal ini terjadi pada hamba-Nya...hidup dalam belenggu cinta yang menyulitkan dirinya
karena itu...
Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan potensi cintanya kepada allah lebih dari cintanya kepada apapun juga di dunia ini....
Cinta kepada Allah, bukanlah satu hal yang tidak mungkin…
Karena banyak kisah dalam Al Quran yang Allah abadikan tentang cinta seorang hamba kepada Rabb-nya...
Memang, cinta tidaklah datang dengan sendirinya,
Cinta memerlukan proses,
Cinta memerlukan waktu,
dan Cinta memerlukan pengorbanan…
Tetapi jika tidak dimulai dari saat ini...,
Kapan kita akan mulai belajar untuk mencintai Allah…?
di kehidupan yang mana kita akan membukakan hati kita untuk menerima kasih sayang Allah…?
Marilah kita belajar untuk lebih mencintai Allah..
Mencintai Allah, adalah cinta yang abadi, cinta yang suci…
Karena sesungguhnya..
Allah tidak pernah mengkhianati seorang hamba yang mencintai-Nya…
Wallahu’alam..

Mengurat Dan Bercinta Menurut Islam

Adalah sesuatu yang amat perlu untuk seseorang itu memulakan mukadimah cinta dengan mengurat. Apakah hukum mengurat dan bercinta dalam Islam? Apakah dibenarkan seorang lelaki muslim berbual dengan perempuan muslim?. Semua persoalan ini mungkin bermain-main dibenak fikiran remaja muslim yang sangat menitikberatkan ajaran Islam. Bagi sahabat remaja muslim yang kurang mengambil berat persoalan ini, mungkin mereka akan mengunakan formula “pakai bedal sahaja”. Salah tanggapan dan silap fahaman terhadap persoalan ini boleh mewujudkan konflik dalam diri remaja muslim.
Secara kasarnya ada sesetengah ulama menganggap mengurat dan bercinta itu halal tetapi kebanyakkan ulama yang lain pula menganggap haram. Bagaimanapun dikalangan ulama Fekah terdapat beberapa orang ulama yang merupakan pencinta yang hebat seperti Daud az-Zahiri yang merupakan imam Mazhab az-zahiri. 
Sebenarnya mengurat dan bercinta sama-sama penting dalam kehidupan. Tiada siapa yang dapat lari daripada mengurat dan bercinta termasuk mereka yang bercinta selepas berkahwin. Hal ini kerana mereka yang bercinta selepas berkahwin akan melihat bakal isteri sebelum diijabkabulkan.
Selain itu jika cinta dianggap sebagai mukadimah kepada perkahwinan, maka mengurat pula dianggap sebagai mukadimah kepada bercinta. Kedua-dua ini berkait antara satu sama lain kecuali bagi mereka yang berkahwin atas pilihan keluarga.
Mengurat dan bercinta dianggap berguna jika ia membawa kepada kebaikan. Sebagai contoh mengurat dan bercinta yang disusuli dengan perkahwinan dan mendirikan rumah tangga adalah berguna kerana ia membawa kebaikan. Dari sini terbentuk pula keluarga dan daripada keluarga ini terbentuk pula masyarakat seterusnya negara.Tidakkah dalam konteks ini mengurat dan bercinta tepat dengan ajaran Islam? Jawabnya ia memang bertepatan dengan ajaran Islam kerana manusia yang diamanahkan Allah sebagai khalifah di muka bumi ini perlu meneruskan survival sehingga ke hari kiamat. Kemungkinan jika manusia tidak mengurat dan bercinta, kita akan pupus di dunia seperti pupusnya dinasour dan ini sudah tentu menyalahi amanah Allah itu.
Namun dari sudut lain, mengurat dan bercinta dianggap tidak berguna dan tidak membawa kepada kebaikan. Mengurat dan bercinta seperti ini tidak menjadi mukadimah kepada perkahwinan sebaliknya mukadimah kepada melahirkan anak luar nikah atau mencampakkan anak yang tidak berdosa ke dalam tong sampah dan longkang.
Mengurat dan bercinta seperti ini dilarang dan diharamkan dalam Islam. Selain itu perlu diingatkan juga bahawa tindakan seseorang itu mengurat dan bercinta itu biasanya bertitik tolak daripada perasaan dan emosi, maka dengan itu mudah sekali terjerumus dalam perkara-perkara yang tidak baik. Oleh itu sesiapa sahaja yang berhadapan dengan ajakan perasaan dan emosi untuk mengurat dan bercinta perlu berusaha sedaya upaya mengunakan kewarasan akal.
Malah sebagai seorang muslim kita juga perlu mengelak daripada konteks fizikal atau luaran yang boleh mencetuskan keghairahan seks yang seterusnya menyebabkan berlaku perlanggaran hukum Allah iaitu perzinaan. Dalam hal ini adalah amat perlu setiap individu muslim berpegang kepada tanggugjawab menjaga dan memelihara aurat kerana persoalan keghairahan seks mempunyai hubung kait yang amat besar untuk berlakunya perzinaan.
Bagi mengelak daripada perkara-perkara terkutuk ini berlaku, panduan rasulullah perlu dipatuhi. Baginda melarang orang Islam supaya jangan melampau dalam mengurat. Malah baginda menyuruh mereka bercinta kerana Allah iaitu mencintai orang yang dikasihi kerana Allah.
Terdapat beberapa riwayat menceritakan Nabi Muhammad s.a.w membenarkan hamba menyanyikan lagu mengurat dipanggil ghazl. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah, Rasulullah menyuruh Aisyah menghantar seorang hamba yang pandai menyanyi lagu ghazl kepada pengantin kaum Ansar yang menjadi kerabat Aisyah. Ini kerana menurut Nabi, kaum Ansar ada keramaian termasuk mendendangkan lagu-lagu ghazl. Baginda berkata : Sesungguhnya kaum Ansar adalah kaum yang ada pada mereka ghazl. (Ibnu Majah. Hadis No 1890) 
Ghazl bermaksud mengurat tetapi ghazl dalam beberapa hadis nabi bermaksud mendendangkan lagu-lagu cinta yang sunyi daripada kata-kata baik dan sebagainya. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari,muslim dan lain-lain, Rasulullah menginggatkan supaya seorang penyanyi keluarga baginda bernama Anjasyah supaya jangan terlalu melampau mendendangkan lagu-lagu yang memperkatakan tentang mengurat dan bercinta.
Dato Dr Mashitah Ibrahim, penolong profesor di Jabatan al-Quran dan Sunah, Kulliah Ilmu Wahyu dan Warisan Islam, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) memberi penjelasan mengenai cinta. Cinta ujarnya sering dikaitkan dengan barat atau Bollywood tetapi sebenarnya orang terlupa bahawa pokok persoalan cinta merupakan matlamat asasi dalam Islam.
Islam adalah agama yang membawa matlamat cinta. Cinta kepada Allah, cinta pada rasul, cinta kepada negara dan cinta sesama manusia. Sebab itulah rasulullah menekankan dalam mendidik anak-anak daripada kecil lagi diterapkan soal cinta. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda: tanamkan dalam diri anak-anak kamu cintakan Allah, cintakan Rasul, cintakan ahli keluarga Rasulullah dan cintakan membaca Al-Quran.
Ini menunjukkan cinta itu suatu yang penting diterapkan dalam diri setiap muslim sehinggakan Nabi s.a.w bersabda bahawa tidak masuk syurga sehingga kamu belajar cinta-mencintai diantara satu sama lain. 
Remaja bercinta jelas beliau bukan suatu perkara yang melanggar fitrah. Ia satu fitrah tetapi perlu diaturkan bagaimana cara mereka bercinta. Cinta tidak boleh berdasarkan emosi semata-mata, REMAJA mesti ada rasa tanggungjawab.
Renungan Hati
Mampuhkah aku menjadi Matahari....? Kekuatan cahaya yang paling agung berada pada sang khalik, sinarNya tak mampu untuk menempati ruang bumi dan langit, namun mampu untuk menempati hati yang bersih

Terbanglah dengan tenang

Berhembuslah wahai cinta dalam jiwa
Terpaan kasih sayang kan selalu menerpa alam semesta
Sejuk dan damai terasa
Burung-burung bernyanyi
Daun-daun bergoyang dan menari
Manusia tak putus menyebut nama sang pencipta

Berhembuslah wahai angin yang selalu didamba
Terpaanmu akan selalu berada dalam jiwa
Ketenangan hati telah tumbuh dengan sempurna
Burung-burung kan selalu berkicau untukmu
Daun-daun kan selalu mengipas jiwamu
Manusia akan tennang dengan meyebut namamu

Menjelma Menjadi Malaikat

Ku bejalan ke tepi pantai
Ku temukan bebatuan dan pasir putih
Tangan kugoyangkan, cipatakan istana mungil

Kemudian …..
Ku melihat dari kejauhan mata
Sebuah perahu kecil terapung di atas lautan
Didayung oleh seorang bangsawan kecil

Banyak Jalan Menuju Tuhan

Entah mengapa …..
Semua sudah mengering
Sedikit demi sedikit berubah menjadi batu
Jiwanya telah pergi terbawa angin topan
Jasmaninya telah membisu tanpa kata-kata
Ruhnya berdiam diri tanpa senyum sedikitpun
Ah …..
Apa sebenarnya yang telah terjadi
Aku melihat awan tersenyum dengan air mata
Airnya meluap memecahkan batu karang
Jadilah ia merendap ke dasar lautan
Lalu ku dengar suara merdu itu muncul dengan tiba-tiba
Dari dalam lautan berubah menjadi ombak
Aku melihat ombak itu menggulung seperti bunga
Indah dipandang …..

Please forgive me...

When the approach of midnight nearby me
Iam not in the grip of canar desire
Couse the actuary of heaven will comes nearly
I'll be in my god
I kept my body around human being
And i look up to the sky
I see the amazemant of god's creation
Ingatkah saat Anda dulu jatuh cinta? Atau mungkin saat ini Anda tengah
mengalaminya? Itulah yang sedang terjadi pada salah seorang sahabat saya.
Akhir-akhir ini tingkah lakunya berubah drastis. Ia jadi suka termenung
dan matanya sering menerawang jauh. Jemari tangannya sibuk ketak-ketik di
atas tombol telpon genggamnya, sambil sesekali tertawa renyah, berbalas
pesan dengan pujaan hatinya. Di lain waktu dia uring-uringan, namun begitu
mendengar nada panggil polyphonic dari alat komunikasi kecil andalannya
itu, wajahnya seketika merona. Lagu-lagu romantis menjadi akrab di
telinganya. Penampilannya pun kini rapi, sesuatu yang dulu luput dari
perhatiannya. Bahkan menurutnya nuansa mimpi pun sekarang lebih
berbunga-bunga. Baginya semuanya jadi tampak indah, warna-warni, dan wangi
semerbak.

Lebih mencengangkan lagi, di apartemennya bertebaran buku-buku karya
Kahlil Gibran, pujangga Libanon yang banyak menghasilkan masterpiece
bertema cinta. Tak cuma menghayati, kini dia pun menjadi penyair yang
mampu menggubah puisi cinta. Sesekali dilantunkannya bait-bait syair.
"Cinta adalah kejujuran dan kepasrahan yang total. Cinta mengarus lembut,
mesra, sangat dalam dan sekaligus intelek. Cinta ibarat mata air abadi
yang senantiasa mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga."

Saya tercenung melihat cintanya yang begitu mendalam. Namun, tak urung
menyeruak juga sebersit kontradiksi yang mengusik lubuk hati. Sebagai
manusia, wajar jika saya ingin merasakan totalitas mencintai dan dicintai
seseorang seperti dia. Tapi bukankah kita diwajibkan untuk mencintai Allah
lebih dari mencintai makhluk dan segala ciptaan-Nya?

Lantas apakah kita tidak boleh mencintai seseorang seperti sahabat saya
itu? Bagaimana menyikapi cinta pada seseorang yang tumbuh dari lubuk hati?
Apakah cinta itu adalah karunia sehingga boleh dinikmati dan disyukuri
ataukah berupa godaan sehingga harus dibelenggu? Bagaimana sebenarnya
Islam menuntun umatnya dalam mengapresiasi cinta? Tak mudah rasanya
menemukan jawaban dari kontroversi cinta ini.

Alhamdulillah, suatu hari ada pencerahan dari tausyiah dalam sebuah
majelis taklim bulanan. Islam mengajarkan bahwa seluruh energi cinta
manusia seyogyanya digiring mengarah pada Sang Khalik, sehingga cinta
kepada-Nya jauh melebihi cinta pada sesama makhluk. Justru, cinta pada
sesama makhluk dicurahkan semata-mata karena mencintai-Nya. Dasarnya
adalah firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah 165, "Dan di antara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah."

Jadi Allah SWT telah menyampaikan pesan gamblang mengenai perbedaan dan
garis pemisah antara orang-orang yang beriman dengan yang tidak beriman
melalui indikator perasaan cintanya. Orang yang beriman akan memberikan
porsi, intensitas, dan kedalaman cintanya yang jauh lebih besar pada
Allah. Sedangkan orang yang tidak beriman akan memberikannya justru kepada
selain Allah, yaitu pada makhluk, harta, atau kekuasaan.

Islam menyajikan pelajaran yang berharga tentang manajemen cinta; tentang
bagaimana manusia seharusnya menyusun skala prioritas cintanya. Urutan
tertinggi perasaan cinta adalah kepada Allah SWT, kemudian kepada
Rasul-Nya (QS 33: 71). Cinta pada sesama makhluk diurutkan sesuai dengan
firman-Nya (QS 4: 36), yaitu kedua orang ibu-bapa, karib-kerabat (yang
mahram), anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sedangkan
harta, tempat tinggal, dan kekuasaan juga mendapat porsi untuk dicintai
pada tataran yang lebih rendah (QS 9: 24). Subhanallah!

Perasaan cinta adalah abstrak. Namun perasaan cinta bisa diwujudkan
sebagai perilaku yang tampak oleh mata. Di antara tanda-tanda cinta
seseorang kepada Allah SWT adalah banyak bermunajat, sholat sunnah,
membaca Al Qur'an dan berdzikir karena dia ingin selalu bercengkerama dan
mencurahkan semua perasaan hanya kepada-Nya. Bila Sang Khaliq memanggilnya
melalui suara adzan maka dia bersegera menuju ke tempat sholat agar bisa
berjumpa dengan-Nya. Bahkan bila malam tiba, dia ikhlas bangun tidur untuk
berduaan (ber-khalwat) dengan Rabb kekasihnya melalui shalat tahajjud.
Betapa indahnya jalinan cinta itu!

Tidak hanya itu. Apa yang difirmankan oleh Sang Khaliq senantiasa
didengar, dibenarkan, tidak dibantah, dan ditaatinya. Kali ini saya baru
mengerti mengapa iman itu diartikan sebagai mentaati segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Seluruh ayat-Nya dianggap sebagai
sesuatu yang luar biasa sehingga seseorang yang mencintai-Nya merasa
sanggup berkorban dengan jiwa, raga, dan harta benda demi membela
agama-Nya.

Totalitas rasa cinta kepada Allah SWT juga merasuk hingga sekujur roh dan
tubuhnya. Dia selalu mengharapkan rahmat, ampunan, dan ridha-Nya pada
setiap tindak-tanduk dan tutur katanya. Rasa takut atau cemas selalu
timbul kalau-kalau Dia menjauhinya, bahkan hatinya merana tatkala
membayangkan azab Rabb-nya akibat kealpaannya. Yang lebih dahsyat lagi,
qalbunya selalu bergetar manakala mendengar nama-Nya disebut. Singkatnya,
hatinya tenang bila selalu mengingat-Nya. Benar-benar sebuah cinta yang
sempurna... Puji syukur ya Allah, saya menjadi lebih paham sekarang! Cinta
memang anugerah yang terindah dari Maha Pencipta. Tapi banyak manusia
keliru menafsirkan dan menggunakannya. Islam tidak menghendaki cinta
dikekang, namun Islam juga tidak ingin cinta diumbar mengikuti hawa nafsu
seperti kasus sahabat saya tadi.

Jika saja dia mencintai Allah SWT melebihi rasa sayang pada kekasihnya.
Bila saja pujaan hatinya itu adalah sosok mukmin yang diridhai oleh-Nya.
Dan andai saja gelora cintanya itu diungkapkan dengan mengikuti
syariat-Nya yaitu bersegera membentuk keluarga sakinah, mawaddah, penuh
rahmah dan amanah... Ah, betapa bahagianya dia di dunia dan akhirat...

Alangkah indahnya Islam! Di dalamnya ada syariat yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia mengelola perasaan cintanya, sehingga menghasilkan
cinta yang lebih dalam, lebih murni, dan lebih abadi. Cinta seperti ini
diilustrasikan dalam sebuah syair karya Ibnu Hasym, seorang ulama
sekaligus pujangga dan ahli hukum dari Andalusia Spanyol dalam bukunya
Kalung Burung Merpati (Thauqul Hamamah), "Cinta itu bagaikan pohon,
akarnya menghujam ke tanah dan pucuknya banyak buah." Wallahua'lam
bish-showab.




Cinta dalam Islam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirmThiEh2o_grBtHhJY5sxiGAF1nuJJX0es-B6S4xraM4f1pITjLW9om_hdGl3pXHQs5GUHB9I9pjC7ZE8tkIhotZ3R-E7D1QvdDpQlyJ79GhIbbOg5I7lAolD78UKNzZ5ePNLABj8AtE/s320/tumblr_lw1v2uicjX1r1842so1_500.jpg

Sabda Rasulullah s.a.w:
"Hindarilah zina sebab ia menimbulkan enam kesan buruk, tiga di dunia dan tiga di akhirat. Yang di dunia, zina akan menghilangkan kegembiraan, menyebabkan fakir & mengurangi
umur sedangkan keburukan di akhirat nanti, zina menyebabkan pelakunya diazab, dihisab secara ketat dan kekal di neraka."
(Hadis riwayat Baihaqi)
Sebenarnya Islam tidak memusuhi cinta. Malah Islam memandang tinggi persoalan cinta yang tentunya merupakan perasaan dan fitrah yang menjiwai naluri setiap manusia. Cinta secara Islam hanya satu iaitu perkahwinan. Cinta berlaku setelah ijab qabul; cinta lepas kahwin. Itulah cinta sakral dan qudus. Cinta yang bermaruah. Bukan cinta murahan. Inilah kemuliaan agama kita,Islam. Apabila Islam melarang sesuatu perkara,tentulah ia digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Kalau ia melarang cinta antara lelaki dan wanita sebelum kahwin,ia membawa kepada sesuatu sebagai ganti yang lebih baik iaitu perkahwinan.
Sabda Rasulullah saw :
Tidak ada yang lebih patut bagi dua orang yang saling mencintai kecuali nikah
(Ibni Majah)
Cinta adalah maruah manusia. Ia terlalu mulia.
Allah taala berfirman :
“Dan tidak ada dosa kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengahwini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahawa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahsia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang maaruf..”
(Al-Baqarah : 235)

CINTA Menurut Pandangan Islam

Assalamu’alaikum Asik Lovers. apa sih itu CINTA?
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(2) Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(3) Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah).
Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)..
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi..
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286).
Nah,udah pada tau kan apa itu cinta.
Semoga bermanfaat ya Asik Lovers.
Syair Arab menyebut, apabila seseorang yang
bercinta di tanya, “Apakah kau menyintai atau
sedang bercinta dengannya?”, maka
dijawabnya, “Oh, tidak…kawan sahaja atau apa
sahaja alasannya,” Ketahuilah dia seorang
pasangan KAZZAB (penipu)”
______________________________________
“…Rasa hormat adalah asas penting menjalin
hubungan cinta yang suci sesuai dengan aturan
Allah swt. Hormat kepada perintah Allah, ajaran
Rasul serta hormat ke atas hak dan maruah di
antara pasangan amat dititik beratkan ke arah
satu hubungan yang berkekalan.
Seorang lelaki yang jujur terhadap cinta dan kasih
sayang yang terjalin terhadap seorang wanita
tidak sewenang-wenangnya menyentuh tangan
wanita atau memegang erat tubuhnya. Wanita
bukannya objek yang boleh diperalatkan.
Jika ini terjadi, seorang wanita perlu berfikir,
apakah pasangan seperti ini mampu melindungi
dan menjaga maruahnya apabila berkahwin
nanti?
Jika hari ini haknya tergadai kerana seorang yang
dinamakan kekasih, apa kesudahan yang bakal
berlaku satu hari nanti?…”
______________________________________
Istilah cinta amat popular dan menjadi satu
ungkapan setia di bibir-bibir remaja yang
menganggapnya satu kalimah suci dan bererti.
Ada yang berbangga memiliki seorang kekasih
yang setia dan mula memasang angan-angan
untuk mendirikan rumah tangga bersama
pasangan pilihan.
Fanomena ini berlanjutan dari bangku sekolah
lagi malah adakalanya membawa kepada
sesuatu di luar jangkauan
Cinta perlu
difahami. Semestinya seorang remaja
perlu memahami kehendak dan definisi yang
tepat.
Tanya pada diri, sama ada cinta hanya sekadar
gelojak perasaan serta rasa tertarik antara satu
sama lain cukup untuk menjelaskan maksudnya?
Di dalam artikel bertajuk Hakikat Percintaan
Dalam Islam, rasa hati yang dinamakan cinta
merupakan satu perasaan yang semulajadi di
alami oleh setiap insan baik muda mahupun tua.
Allah telah menganugerahkan manusia naluri
untuk meneruskan keturunan (salah satunya,
menyukai pasangan berlainan jantina) atau
dikenali dengan gharizah Al-Nau’.
Ini merupakan salah satu naluri manusia dari yang
tiga iaitu gharizah Al-baqa’ (naluri untuk
meneruskan kehidupan dan mempertahankan),
gharizah Al-Tadayyun (naluri untuk menyembah
dan beragama) dan gharizah Al-Nau’.
Jadi adanya perasaan itu sememangnya sudah
fitrah manusia dan perkara ini wajar dan tidak
haram di
sisi Islam.
Dalam keadaan ini, manusia perlu memahami
kedudukan cintanya dan ke mana hala tuju
seterusnya.
Malangnya remaja hilang punca dan meletakkan
satu kesimpulan yang mudah tentang hakikat
cinta.
Cinta perlu difahami sebagai satu rasa kasih
sayang yang penuh rasa hormat, tanggungjawab,
kesetiaan, komitmen, keikhlasan, bermaruah dan
ada matlamat.
Jika ciri-ciri ini tidak ada dalam apa yang
dikatakan sebagai cinta, maka hubungan
sedemikian sekadar satu permainan dan kepura-
puraan sahaja.
Konsep cinta dalam Islam meletakkan satu aturan
yang sistematik dan teratur tanpa mengabaikan
hubungan antara manusia dan Allah.
Atas dasar ini, Islam meletakkan cinta pada satu
kedudukan yang bermaruah dan bernilai baik bagi
pihak lelaki dan perempuan.
Ke mana hala tujunya destinasi cinta remaja?
Adakah setakat mengisi usia remaja dan
adakalanya putus di tengah
jalan?
Mungkin destinasi cinta remaja yang diingini lebih
kepada konsep ala Barat yang disifatkan penuh
romantis dan indah.
Mulianya cinta berlandaskan Islam kerana cinta
yang dibina bermatlamat. Kerana ingin mendapat
kasih sayang tuhan, manusia sedia berkongsi
rasa cinta dan kasih sayang sesama insan.
Kerana inginkan kasih sayang tuhan jualah,
masing-masing ingin selamat-menyelamatkan
antara satu sama lain dari segi hubungan dan
kehidupan di dunia untuk mengejar sesuatu yang
abadi di akhirat.
Cinta yang dibina bukan cinta kosong tetapi cinta
yang punya pengertian yang luhur dan hanya
dapat dirasakan dengan jiwa yang bersih yang
sentiasa mencari tuhan

Arti Cinta Dalam Islam

http://www.alakadarnya.net/wp-content/uploads/2012/03/cintaIslam-300x216.jpg
Cinta, apa sih arti dari cinta itu ??? semua orang dan para ahlinya pastilah memliki pendapat dan pemikiran yang berbeda-beda. Kalau menurtku pribadi cinta itu ya cinta, saya sendiri juga bingung mengartikan apa yang namanya cinta itu. Namun cinta itu akan selalu ku berikan dan hanya untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW lah cinta abadi itu.Cinta yang juga selalu ku berikan untuk ke dua orang tua ku terutama emak ku, hehehe …….., keluarga ku, sahabatku, orang di sekitarku, dan masih ada tanda tanya besar untuk cinta yang ku berikan kepadanya (halahhh paling an cuman cinta monyet biasa, yang penting kerja nyari duit yang banyak dulu, hehehe malah curhat). Menurut id.wikipedia.org Cinta itu adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan kasih sayang terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Menurut situs asysyariah.com yang pernah saya baca dalam mendefinisikan cinta sangatlah sulit jika dijelaskan dengan kata-kata. Mungkin definisi cinta hanya dapat kita rasakan. Ibnul Qayyim pun juga pernah mengatakan bahwa :
“Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri”.
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi ibadah. Dan apabila sebaliknya, jika cinta itu tidak sesuai dengan ridha Allah SWT maka akan menjadi perbuatan maksiat (seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini). Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)”.
Cinta Menurut Al Qur’an :
1. CINTA MAWADDAH adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. CINTA RAHMAH adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. CINTA MAIL adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. CINTA SYAGHAF adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyedari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. CINTA RA’FAH yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak sanggup membangunkannya untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini hukuman bagi penzina (Q/24:2).
6. CINTA SHOBWAH yaitu cinta buta, cinta yang mendorong kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, “wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)”.
7. CINTA SYAUQ (RINDU), istilah ini bukan dari Al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan Al Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad :  ”wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu”. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
8. CINTA KULFAH yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut Al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, “la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)”.
Cinta Sejati Menurut Islam :
1. Tidak rela yang dicintai menderita
2. Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3. Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4. Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5. Berlaku sepanjang masa. Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
a. Cintanya tersebut karena Allah S.W T.
b. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT.
c. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi
d. Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.
Begitu indahnya cinta Islam, cinta untuk Allah, cinta untuk Rasulullah, cinta untuk orang yang melahirkan kita, cinta untuk orang tua kita, cinta untuk sahabat kita, cinta untuk orang di sekitar kita, cinta untuk orang yang akan mendampingi kita nantinya, dan tentunya cinta untuk semua makhluk-makhlukNya. Namun pada zaman sekarang dan situasi kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh dengan hawa nafsu, nafsu yang menggebu-gebu dan menyimpang dari norma-norma agama dan apa yang telah diperintahkan Allah SWT, serta menyimpang dari sebuah tujuan murni cinta itu yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita terutama pada kalangan muda bahakan anak-anak pun dibuai dengan lagu-lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta (sinetron, film) yang menghanyutkan kita ke dalam dunia khayal yang merugikan. Bahkan sekarang ini banyak orang yang menyalahartikan makna dan arti dari apa cinta itu sebenarnya, sehingga mereka terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Maka daripada itu,  renungkanlah sejenak kawan hakikat sebuah kehidupan kita di dunia ini. Rasullulah SAW bersabda:
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri.” Juga sabda Rasulullah, “Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah.” (HR Hakim dari Abu Hurairah)”.
Ingatlah kawan kita di dunia ini hanyalah mampir minum sebentar. Lihatlah matahari yang biasa menerangi alam semesta ini, seterang-terangnya dan  sepanas-panasnya dia…saat waktunya tiba, dia juga akan menghilang dan pulang kembali ke peraduannya, begitu juga dengan apa yang kita miliki di dunia ini, bahkan diri kita sendiri, jika saatnya tiba, …kita juga akan sama dengan matahari itu.
Cinta Dalam Diam

Cinta Dalam Diam

alt
Bila belum bersedia melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam ...
Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ...
Kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang,
Kau tak mau merosak kesucian dan penjagaan hatinya..
Karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu..
Menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
Karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
Karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt pilihkan untukmu ...
Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali??
Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ...
Tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ....
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan ... kekuatan harapan ...
Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...
Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap pada-Nya??
Dan jika memang 'Cinta Dalam Diammu'  itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam ...
Jika dia memang bukan milikmu, Allah, melalui waktu akan menghapus 'Cinta Dalam Diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...
Biarkan 'Cinta Dalam Diammu'  itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahsia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ...
Cintailah ia dalam diam, dari kejauhan, dengan kesederhanaan dan keikhlasan...
Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba...mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya...
Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allah maka ia pun berhilir hanya kepada Allah..
" Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah ." (QS. Adz Dzariyat:49)
" Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. " (QS. An Nuur: 32)
" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. "  (QS. Ar-Ruum:21)
Tapi jika memang kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah... berdo'alah... berpuasalah...
" Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk menikah, berpuasalah, karena ssungguhnya puasa tersebut sebagai penahannya " (Hadist) "
" Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. " (QS. Al Israa' :32)
Cukup cintai ia dalam diam...
bukan karena membenci hadirnya.. .tapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia... tapi meraih surga-Nya bukan karena lemah untuk menghadapinya.. .tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..
Cukup cintai ia dari kejauhan...
karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari cobaan karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan karena hadirmu mungkin saja akan membawa kenelangsaan hati-hati yang terjaga...
Cukup cintai ia dengan kesederhanaan...
memupuknya hanya akan menambah penderitaan menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaan mengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan...
Maka cintailah ia dengan keikhlasan...
karena tentu kisah Fatimah dan Ali bin Abi Thalib diingini oleh hati... tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi...?
"...boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. " (QS. AlBaqarah:216) "
" Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" (QS.An Nuur:26) "
Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan...
karena tiada yang tahu rencana Tuhan... mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan... serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya...
" Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. " (Umar bin Khattab ra.)